Kamis, 19 Juli 2018

Tingkatan Iman dalam Islam



Tingkatan Iman dalam Islam

QS. Al-Baqarah: 136
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Hadits Jibril, tentang seseorang yang bertanya kepada nabi.
"“Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para rasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” ...Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, ”Allah dan rasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.”" — HR Muslim, no. 8


Dalam setiap diri seorang muslim akan terdapat iman yang kadarnya sesuai dengan
kefahaman masing-masing dan hanya diri kita  dan Allah SWT yang dapat mengukur kadar keimanan kita,. Setiap hari keimanan kita akan terus berubah-ubah mengikuti
keadaan pola hidup kita. Sebagai seorang muslim tentu jika keimanan kita menurun
kita akan mencari solusinya. dan dengan membaca dan memahami Tingkatan Iman dalam
Islam maka kita akan mengetahui dimana tingkatan kita berada.

5 Tingkatan Iman
Para ulama telah membagi tingkatan iman seseorang menjadi lima yaitu muslim, mukmin, muhsin, mukhlis dan muttaqin.

1. Muslim
Pada tingkat muslim ini seseorang telah mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya dan
Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Tetapi orang ini kurang mensyukuri nikmat Allah yang ia peroleh. Dalam menjalankan ibadahnya hanya sebagai penggugur kewajiban
(kurang tulus dan ikhlas). Jadi belum memahami tujuan hidupnya dan masih sering melakukan dosa dan maksiat.

2. Mukmin
Pada tingkat mukmin, orang ini telah mengkaji ajaran Islam sehingga tsaqafah
(wawasan) keislamannya telah meningkat, dalam melaksanakan ibadahnya tanpa beban.
Dosanya semakin kecil karena disibukkan oleh peningkatan iman. Mereka telah punya sifat-sifat tersendiri, dalam QS Al Anfal ayat 2-4;

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4) }

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia".

3. Muhsin
Pada tingkatan Muhsin iman seseorang telah kokoh dan akan selalu meningkat, ia akan
selalu berbuat kebaikan tidak hanya yang wajib saja tapi ia juga sudah melaksanakan yang
sunah-sunah, sedekah dan infaq yang didasari oleh ridho Allah semata. Walau kita menilai
mereka telah sampai ketingkat muhsin tapi tanpa disadari mereka masih membedakan
orang dari pangkat dan kekayaannya ini dapat kita lihat/rasakan dari porsi pelayanan mereka tidak akan sama dalam menghadapi orang berpangkat, orang miskin/kaya. karena itu seorang muhsin harus terus meningkatkan pengetahuan ajaran islam dan sering instropeksi diri sehingga akan mempertebal keimanannya.

4. Mukhlis
Pada tingkat ke empat orang ini telah menjalani berbagai cobaan hidup, type tingkatan
mukhlis adalah hidupnya penuh ikhlas dan hanya untuk mengabdikan kepada Allah SWT.
Ia sudah tidak merasa tinggi dan sombong dengan apa yang dimilikinya, dan ia juga tidak
akan merasa hina karena kefakirannnya. Segala amal perbuatannya jauh dari riya dan
sum'ah, karena segala amal perbuatannya hanya karena Allah.

5. Muttaqin
Tingkatan iman pada level muttaqin mungkin telah dicapai oleh para wali dan sahabat nabi,  Muttaqin ini adalah tingkat paling tinggi pada iman seseoarang kecuali para Nabi.
Semua ajaran Islam telah menjiwainya dan ia jauh dari dosa. Singkatnya seorang pada
tingkat muttaqin imannya telah mendekati kesempurnaan.


Setelah membaca artikel diatas kita tentu akan intropeksi diri dimanakah tingkatan iman
saya?. Tidak peduli dimanapun tingkatan iman kita berada, yang terpenting adalah kemauan untuk mempertebal iman kita kepada Allah SWT. Jadi bukan hanya ilmu
agama saja yang kita perlu pelajari tapi yang lebih penting adalah mempraktekan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Menjadikan AlQur'an dan Sunah Nabi sebagai pedoman
hidup (way of life). Untuk dapat meningkatkan iman, kita memang  perlu ilmu agama yang harus dipelajari dan diamalkan. jadi bukan hanya sebagai hafalan.


Kunjungi dan baca
Bagaimana Cara Meningkatkan Iman








Tidak ada komentar:

Posting Komentar