Pengertian
Qadho & Qadar merupakan rukun iman yang ke enam yaitu percaya dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan tentang takdir baik dan buruk, semua terjadi atas izin dari Alllah.
Arti Qadho dan Qodar
Qadha adalah ketentuan atau keputusan Allah kepada mahluknya yang akan terjadi baik di dunia maupun di akherat, sedangkan qodar ádalah segala sesuatu ketentuan atau ketetapan Allah yang telah terjadi atas mahluknya. Jelasnya Qadho merupakan rencana Allah yang belum/akan terjadi, jika renacan itu sudah menjadi kenyataan maka maka disebut qodar.
Atau dengan kata lain Qodho adalah ketetapan, ketentuan atau rencana Allah untuk segenap makhluknya, baik manusia, jin, hewan tumbuhan, gunung, langit, laut, dll.. Sedangkan taqdir adalah kenyataannya, kejadiannya. Kalau sudah terjadi disebutlah taqdir.
Perbedaan Qadha dan Qodar
Ada perbedaan pendapat diantara para ulama, ada para ulama yang mengatakan qadho dan qodar itu sama arti (sinonim). Pendapat ini terdapat dalam kamus Al-Muhith, karangan Fairus Abadi, hal, 591. Qadhar adalah qadha dan ketetapan. Selesai Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya, “Apa bedanya antara qadha dan qadar? Maka beliau menjawab, “Qadha dan Qadar adalah satu. Sesuatu yang telah Allah tentukan dahulu dan ditakdirkan
dahulu bisa dikatakan ini qadha dan bisa dikatakan ini qadar.”
Ulama yang berbeda pendapat mengatakan bahwa ada perbedaan diantara keduanya,
bahwa qadha lebih dahulu dari qadar. Qadha adalah apa yang Allah beritahukan dan ditentukan di masa azali. Sementara qadar adalah keberadaan makhluk yang sesuai dengan ilmu dan ketetapan tersebut. Al-Hafid Ibnu Hajar dalam ‘Fathul Bari, (11/477) mengatakan, “Para ulama berpendapat, Qadha adalah hukum secara global di azali. Sementara qadar cabang dan perincian dari hukum tersebut.” Beliau berkata di tempat lain, (11/149), “Qadha adalah ketetapan umum secara global di azali. Sementara qadar adalah hukum terjadinya cabang dari keumuman tersebut secara terperinci.”
Qadha’ dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak terpisah dari yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar, dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’. Barangsiapa bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut.
Hukum Beriman Kepada Qadha dan Qadar
Setiap muslim wajib beriman bahwa perkara yg berlaku merupakan pelaksanaan ketentuan Allah yg telah temaktub sejak azali Berkata Sayidina Ibn Abbas r.a:
القدر نظام التوحيد فمن وحد الله وكذب بالقدر فقد نقض تكذيبُه توحيده
Maksudnya: “(Beriman kepada) al-Qadar itu termasuk dalam Tauhid, maka sesiapa yang mentauhidkan Allah tetapi mengingkari Qadar maka pengingkarannya itu membatalkan tauhidnya”.Beriman kepada Qodho dan Qodar membawa makna seseorang muslim itu hendaklah yakin dan percaya dengan sebenar-benarnya bahawa segala yang berlaku dalam alam ini sama ada yang baik atau buruk, Iman atau Kufur, Sunnah atau Bidaah, semuanya adalah berlaku dengan kehendak dan kekuasaan Allah s.w.t dan Allah s.w.t jua yang menjadikannya. Iman pada Qodho’ dan Qodar adalah rukun Iman yang enam, maka mereka yang tidak percaya dengan perkara ini adalah kufur. Ingkar kepada al-Qodar bermakna ingkar kepada Qudrat Allah s.w.t
Macam Takdir
Ada 2 macam takdir yaitu:
1. Takdir Mua’llaq Takdir mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar
manusia. Sebagai contoh ada seorang siswa yang bercita-cita ingin menjadi insinyur
pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa
yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi seorang insyinyur pertanian.
2. Takdir Mubram Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan
tidak dapat diushakan atau tidak dapat di tawar-tawar oleh manusia. Contohnya ada
manusia yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam
sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan lainnya.
Dalil - Dalil Iman Kepada Qadha & Qadar
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadid: 22)
Rencana telah ditetapkan, setiap perkara telah diputuskan
dan takdir telah ditetapkan maka:
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".
(QS. At-Taubah: 51)Tafsir Quraish Shihab:
Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, "Tidak akan ada satu keberuntungan atau satu musibah pun yang kami peroleh di dunia ini kecuali memang telah ditetapkan dan ditakdirkan Allah. Maka, kami pun akan menerima apa yang ditakdirkan-Nya. Kami tidak akan tertipu oleh kebaikan yang kami terima, dan tidak akan merasa takut oleh musibah yang bakal ditimpakan kepada kami. Sungguh, hanya Allah sendirilah yang mengatur segala urusan kami. Demikianlah, orang-orang yang benar-benar beriman hanya akan bersandar kepada-Nya."
Apa yang membuat Anda benar, maka tak akan membuat Anda salah. Sebaliknya, apa yang membuat Anda salah, maka tidak akan membuat Anda benar. Jika keyakinan tersebut tertanam kuat pada jiwa Anda dan kukuh bersemayam dalam hati Anda, maka setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugerah, dan setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala.
"Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik maka ia akan diuji oleh-Nya." (Al Hadits)
Karena itu, jangan pernah merasa gundah dan bersedih dikarenakan suatu penyakit, kematian yang semakin dekat, kerugian harta, atau rumah terbakar. Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan takdir telah bicara. Usaha dan upaya dapat sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik Allah. Pahala telah tercapai, dan dosa sudah terhapus. Maka, berbahagialah orang-orang yang tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan mereka terhadap Yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha Mengekang lagi Maha Lapang.
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
(QS. Al-Anbiya: 23)
“كتب الله مقادير الخلائق قبل أن يخلق السموات والأرض بخمسين ألف سنة وعرشه على الماء”
Maksudnya: “Allah s.w.t telah menulis takdir makhluk sebelum Dia mencipta langit-langit dan bumi dalam jarak 50 ribu tahun dan Arasy-Nya berada di atas air”. [Muslim].
Menerima Qadho dan Qadar
Syaraf-syaraf Anda akan tetap tegang, kegundahan jiwa Anda tak akan reda, dan kecemasan di dada Anda tak akan pernah sirna, sebelum Anda benar-benar beriman terhadap qadha' dan qadar. Tinta pena telah mengering bersamaan dengan semua hal yang akan Anda temui. Maka, jangan biarkan diri Anda larut kesedihan. Jangan mengira diri Anda sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang akan meluap, menahan angin agar tak bertiup, atau memelihara kaca agar tak pecah. Adalah tak benar bila semua itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena apa yang telah digariskan akan terjadi. Setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksana. Demikianlah "orang bebas memilih; boleh percaya dan tidak" Anda harus menyerahkan semua hal kepada takdir agar tak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan. Dan, percayalah dengan kebenaran qadha' sebelum Anda dilanda banjir penyesalan! Dengan begitu, jiwa Anda akan tetap tenang menjalani segala daya upaya dan cara yang memang harus ditempuh. Dan bila kemudian terjadi hal-hal yang tidak Anda inginkan, maka itu pun merupakan bagian dari ketentuan yang memang harus terjadi. Jangan pula pernah berandai, "Seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya." Tapi katakanlah, "Allah telah menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan." (Al-Hadits)
Beriman kepada Qadho dan Qadar
Serta ridho menerima apa yang telah terjadi
Akan menjauhkan seseorang dari:
Kesedian, Putus Asa, Kesusahan dan Kedukaan
Hikmah Iman Kepada Qadho dan Qodar
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada
qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena
keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila
terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa Orang yang tidak beriman
kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap
keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa
dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan
berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah
ketentuan Allah.
3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang
terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung.
Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu,
orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. 35 4.Menenangkan jiwa Orang yang beriman
kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya,
sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya.
Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar
dan berusaha lagi.
4. Bertambah yakin kepada kekuasaan Allah, maka seseorang akan lebih bersikap:
- Tidak sombong apabila berjaya
- Tidak kecewa apabila gagal
- Mendorong kita berusaha dengan rajin & istiqamah ( berterusan)
- Bersyukur apabila memperoleh nikmat
- Tabah menghadapi cobaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar