Arti Hadits Qudsi
Hadits Qudsi adalah Sesuatu yang dikabarkan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau mimpi, yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham atau mimpi tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
Arti Secara Istilah
Arti hadits qudsi secara istilah, dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin:
ما رواه النبي صلّى الله عليه وسلّم عن ربه – تعالى -، ويسمى أيضاً (الحديث الرباني والحديث الإلهي
“Hadits yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dari Allah Ta’ala,dan disebut juga hadits rabbani dan hadits ilahi.”
Jadi pada intinya hadits qudsi adalah hadits yang maknanya dari Allah Suhanallahu wa ta'ala dan lafazhnya dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Salam. Beda halnya dengan al-Qur'an dimana lafazh dan maknanya dari Allah Suhanallahu wa ta'ala.
Nama Lain Hadits Qudsi
Sering orang menyebut hadits qudsi dengan nama yang berbeda seperti Hadis Ilahi atau Hadis Rabbani.
Jumlah Hadits Qudsi
Menurut Wikipedia jumlah hadits qudsi sekitar 4444, tetapi hanya 200 hadits yang
diketahui secara umum. Karena Hadits qudsi sebenarnya adalah untuk Muhammad sebagai pribadi nabi, bukan sebagai rosul, maka nabi pun "pilih-pilih" dalam memberikannya kepada sahabat-sahabatnya. Hanya sahabat-sahabat terpilih yang mempunyai kecerdasan tinggi saja yang menerimanya. Karena memang Hadits qudsi bukan untuk konsumsi umum. Sampai sekarang pun masih banyak kalangan umat Islam yang tak mampu menerima "kebenaran" hadits qudsi. Tinggi kandungan "isi"-nya adalah penyebabnya. Hanya sahabat-sahabat khusus saja yang menerima hadits qudsi dari Nabi Muhammad, semisal Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan sahabat Abu Hurairah.
Hadits Qudsi tersebut disebarkan luaskan oleh 9 Imam Besar. diantaranya :
1. Imam Bukhari
2. Imam Abu Dawud
3. Imam Ahmad
4. Imam Ad-Darimi
5. Imam Ibnu Majah
6. Imam Malik
7. Imam Muslim
8. Imam Nasa'i
9. Imam At Tirmidzi
Penjelasan hadits-hadits ini diambil dari syarah al-'Allamah al-Qasthalani dalam kitab shahih al-Bukhari dan al-imam an-Nawawi Rahimahullahu ta'ala dalam kitab Shahih Muslim dimana para hadits semasanya telah mengakui akan kredibilitasnya dan keilmuanya juga generasi sesudahnya, karena ucapannya menjadi hujjah yang kuat dan dapat membungkam para lawannya. Dalam kitab Ensiklopedi Hadits Qudsi dan Penjelasannya ini memuat berbagai macam permasalahan dalam syariat ini, baik itu aqidah, Muamalat, ibadah, jihad, zakat, puasa dan kajian-kajian menarik lainnya yang dinukil dari kitab-kitab rujukan yaitu Kitab al-Muwaththa' Imam Malik, Shahih Imam Bukhari, Shahih Imam Muslim, Jami' Imam at-Tirmidzi, Sunan Abu Daud, Sunan an-Nasa'I dan Sunan Ibnu Majah.
Persamaan Hadits Qudsi dengan Alqur'an
Keduanya merupakan firman Allah SWT, Kalau Alqur'an tidak mengalami perubahan sedangkan hadits qudsi mengalami perubahan oleh nabi ke umatnya.
Perbedaan Al Qur’an dengan Hadits Qudsi
1. AlQur'an merupakan Kitab Suci orang muslim, isi dan redaksinya dari Allah
tetap (tidak berubah) sampai akhir zaman sehingga dinamakan firman Allah, sedang
kan Hadits Qudsi juga merupakan kabar (kandungan isi) dari Allah tetapi lafal
(redaksi)nya dari Nabi SAW.
2. Al Qur'an pasti shahih, tidak ada orang Islam yang meragukan kebenarannya,
Sedangkan Hadits Qudsi ada yang dhaif (diragukan kebenarannya).
3. Ada yang dinamakan surah dan ayat dalam Alqur'an, sedangkan dalam hadits qudsi
tidak mengenal (ada) istilah surat dan ayat.
4. Surat dan ayat Alqur'an dapat digunakan sebagai bacaan sholat, sedangkan hadits
qudsi tidak dapat digunakan sebagai bacaan dalam sholat.
5. Membaca dan mempelajari Alqur'an merupakan ibadah, sedangkan hadits qudsi tidak
merupakan ibadah
6. Alqur'an turun kepada Nabi melalui malaikat Jibril sebagai wahyu, sedang hadits qudsi
tidak harus melalui malaikat Jibril, ada yang melalui ilham dan mimpi.
7. AlQur'an merupakan mujizat, karena itu tidak ada seorangpun yang mampu membuat
Alqur'an, sedangkan hadits qudsi bukan merupakan mujizat sehingga mudah
dipalsukan.
8. AlQur'an bersifat sacred (suci), sehingga orang muslim yang mengingkari satu huruf
saja sudah termasuk golongan kaum kafir, sedangkan hadits qudsi tidak sacred sehingga
orang muslim boleh saja menolak/tidak menerima hadits qudsi jika perawinya
meragukan (lemah/palsu)
9. Alqur'an tidak boleh disampaikan/ditulis artinya saja tanpa teks aslinya sedangkan
hadits qudsi boleh disampaikan/ditulis artinya/mafhunya saja.
Berikut Beberapa Hadits Qudsi
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, curahkan hidupmu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku hilangkan kekafiran darimu. Akan tetapi, jika kamu tidak melakukan seperti itu, niscaya Aku akan memenuhi kedua tanganmu dengan kemiskinan dan Aku tidak akan menghilangkan kekafiran darimu’” (H.R. Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertida malam yang terakhir. Kemudian Dia berfirman, ‘Siapa yang mau berdoa kepada-Ku, lalu Aku mengabulkannya? Siapa yang mau memohon kepada-Ku, lalu Aku memberinya? Siapa yang mau memohon ampunan kepada-Ku, lalu Aku member ampuna kepadanya.” (H.R. Bukhari)
Dari Abu Qatadah bin Rib’I RA, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku mewajibkan kepada umatmu lima (kali) shalat dan Aku berjanji kepada diri-Ku bahwasannya barang siapa menjaganya tepat pada waktunya, maka Aku akan memasukkan dia ke surge, dan barang siapa tidak menjaganya maka tidak ada perjanjian baginya di sisi-Ku.” (H.R. Ibnu Majah)
Dari Abu Ad-Darda’ atau Abu Dzar RA, dari Rasulullah SAW, dari Allah ‘Azza wa Jalla, Dia berfirman, “Hai anak Adam, ruku’lah kepada-ku pada awal siang sebanyak empat rakaat, niscaya Aku cukupi dirimu pada akhirnya.” (H.R. Tirmidzi)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan 'Ashar. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta'ala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya), 'Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu? ' Para Malaikat menjawab, 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat. (H. Imam Bukhari no 522)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar