Selasa, 28 Agustus 2018

Musibah Belum Tentu Buruk














Arti Musibah
Musibah adalah suatu kejadian/peristiwa yang dianggap merugikan atau kehilangan material/immaterial yang menimpa seseorang.

Ada 3 Jenis Musibah yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut:
1. Kafarah merupakan musibah yang menimpa orang beriman, akibat dari suatu
    kesalahan yang menimbulkan dosa bagi dirinya, musibah ini akan
    mengurangi/menghapuskan dosanya kelak di akhirat.

وَمَا نُرِيهِمْ مِنْ آيَةٍ إِلَّا هِيَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا ۖ وَأَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). (Surah Al-Zukhruf 43:48)


١٦٨ وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Surah al-A'raf7:168)


2. Bala, merupakan musibah yang dikenakan pada orang lemah iman/kurang baik
    kelakukannya, Musibah ini merupakan hukuman didunia, dan di akherat kelak ia
    mendapat hukuman yang lebih berat.
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوا بِمَا لَمْ يَنَالُوا ۚ وَمَا نَقَمُوا إِلَّا أَنْ أَغْنَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ مِنْ فَضْلِهِ ۚ فَإِنْ يَتُوبُوا يَكُ خَيْرًا لَهُمْ ۖ وَإِنْ يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَمَا لَهُمْ فِي الْأَرْضِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (Surat At-Taubah Ayat 74)

3. Ibtila' merupakan musibah yang menimppa orang beriman karena selalu melakukan
    kebaikan sebagai ketaatan kepada Allah SWT. Contoh:ditimpakan ke atas Para Rasul
    Ulul Azmi,siddiqin,syuhada' dan solehin.









Sudah menjadi sunatullah. Allah menguji orang-orang terdahulu dengan beban-beban dan sebagai macam ujian untuk menguji kadar iman mereka. Untuk itu Allah berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Surat Al-Anbiya Ayat 35)

Rasulullah SAW dalam hal ini pernah bersabda :
 عجبا لأمر المؤمن ان أمره كله خير وليس ذلك لأحد الا المؤمن ان اصابته مراء شكر فكان خيرا له وان اصابته ضراء صبر فكان خيرا له (رواه مسلم 
“Orang-orang beriman itu memang sangat mengherankan semua perkaranya serba baik, dan tak ada seorang pun yang seperti orang yang mukmin. Apabila dianugerahi kesenangan ia bersyukur, dan apabila tertimpa musibah, ia berlaku sabar. Hal inilah yang menjadikan dia selalu dalam keadaan baik”( Hadits riwayat Muslim).

Sikap Manusia dalam Menghadapi Musibah
Karena manusia mempunyai keimanan dan karakter/sifat yang berbeda maka pada
garis besarnya ada 4 sikap manusia dalam menghadapi musibah yaitu:
1. Menggerutu dan Mengeluh
    Sikap menggerutu juga dapat direfleksikan/dicerminkan dengan sikap yang berbeda
    seperti direfleksikan dengan hati, dengan lisan, dan tindakan.
2. Bersabar
    Walaupun berat menanggunggnya tapi, tapi ia tetap menjalaninya dengan tabah
    tanpa menggerutu dan mengeluh.
3. Ridha dan Ikhlas
    Dengan penuh rasa ridha dan ikhlas ia menerima semua cobaan yang menimpanya
    karena ia menyadari sesungguhnya ia tidak punya siapa-siapa dan apa apa di dunia ini
    Semuanya hanya milik Allah SWT.
4. Bersyukur
    Karena keimanannya sudah sangat tinggi, maka ia justru malah bersyukur kepada Allah
    atas musibah yang menimpanya, karena ia mengetahui musibah ini merupakan sarana
    untuk menghapus dosa-dosanya.  Rasulullah SAW bersabda,
 مَا مِنْ مُصِيْبَةٍ تُصِيْبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا. 
“Tiada suatu musibah pun yang menimpa seorang Muslim, melainkan dengannya Allah hapuskan (dosa-dosa kecil) darinya sampai-sampai sebatang duri pun yang menusuknya.”
( Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Mardla, no. 5640; Shahih Muslim, kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, no. 2572.)


Musibah itu Belum Tentu Buruk
Pandangan orang sangat terbatas, sedang ilmu dan pemahamannya juga sedikit,
tidaklah dirinya melihat pada hari ini di timpa oleh musibah dan bencana yang terkadang pada akhirnya pada masa yang akan datang sebagai bentuk pemberian dan anugrah. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Surat Al-Baqarah Ayat 216)

Di dalam ayat ini ada beberapa hukum, rahasia dan kemaslahatan bagi seorang hamba. Maka jika seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang ia benci terkadang bisa mendatangkan dengan sesuatu yang ia cintai, atau kebalikanya kalau yang ia cintai tersebut terkadang bisa mendatangkan yang ia benci, sehingga tidak menjamin bahwa datangnya kerusakan tersebut tidak mempunyai sisi kebaikan sama sekali, dan jangan sampai dirinya berputus asa mana kala datang kepadanya kemudahan dari sisi kerusakan yang ikut bersamanya, di karenakan dirinya tidak mengetahui akhir dari akibat itu semua. Dan sesungguhnya Allah Azza wa jalla mengetahui itu semua yang tidak di ketahui oleh hamba-hambaNya. Betapa banyak di dapati ada seorang wanita yang di cerai oleh suaminya, namun dengan sebab cerai tersebut menjadi kebaikan bagi dirinya, dalam keadaan mengharap pahala dan ganjaran, sabar dan berharap, ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla, yang pada akhirnya terkadang datang kepada wanita tersebut orang pria yang lebih baik dari suaminya yang pertama. Betapa banyak di jumpai seorang bapak yang nampak pada benaknya kekhawatiran terhadap anak-anaknya, maka dengan sebab itu menjadi langkahnya untuk segera mengoreksi dan memperbaiki perkara dirinya dalam mendidik anak-anaknya, sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Betapa banyak orang yang mendapat apa yang ia dapat, yang pertama kai dirasakan adalah kesedihan namun pada akhirnya kebahagian dan kesenangan yang ia peroleh.

Musibah adalah Takdir
Kita harus mengetahui bahwa musibah ini adalah takdir Allah. Oleh karenanya, kita bersabar dan menerima. Selaras dengan pengertian di atas Rasulullah SAW bersabda :
واعلم ان ما أصابك لم يكن ليخطأك وما اخطاك لم يكن ليصيبك (رواه ابن ماجة 
“Ketahuilah, apa yang menimpa dirimu bukanlah karena kesalahanmu, dan kesalahan apa yang kau perbuat (akibatnya) tidak akan menimpa dirimu”( Hadits riwayat Ibnu Majjah). Apabila semua musibah ini telah ditakdirkan Allah, maka mudahlah seseorang menghadapinya. Sebab, di dunia ini tak ada suatu musibah pun kecuali dengan izin dan pengetahuan Allah SWT.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar